Saturday, July 21, 2012

Tujuan Pelatihan Masyarakat


Untuk lebih fokusnya pemberdayaan yang dilakukan, secara ideal para pengembang masyarakat (fasilitator) harus memiliki kemampuan, wawasan serta pengalaman yang memadai sebagai fasilitator lapangan untuk program pemberdayaan masyarakat. Kaitan dengan hal tersebut, jelas tidak mungkin kalau fasilitator yang akan diterjunkan tanpa melalui pelatihan yang intensif. Pelatihan ini diperlukan bukan saja untuk membekali ilmu dan wawasan fasilitator, tapi juga akan membekali fasilitator dengan berbagai metode dan pemecahan masalah yang akan dihadapi di lapangan. Pengalaman-pengalaman dalam pelatihan, yang dilakukan dengan pendekatan workshop akan mempermudah peserta pelatihan sampai pada kemampuan praktis.Paska pelatihan, diharapkan muncul sebuah tim yang siap terjun ke masyarakat. Tim inilah yang akan melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat secara intens. Pemberdayaan Masyarakat yang difasilitasi secara serius oleh sebuah tim diarapkan akan mampu mempercepat proses perbaikan yang ada. Tim ini secara ideal terdiri dari petugas lapang serta staf lain dari Instansi yang terlibat dalam Pemberdayaan Masyarakat. Sangatlah penting petugas lapangan memahami konsep dan tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat: mereka akan menjadi fasilitator proses tersebut, kelancaran dan keberhasilannya sangat tergantung fasilitator. Memfasilitasi proses Pemberdayaan Masyarakat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus. Untuk staf lain yang berkaitan dengan proses PM, pelatihan sangat penting agar mereka bisa menyesuaikan kegiatan-kegiatan Instansi serta sistem koordinasi dan manajemennya dengan kegiatan yang dilaksanakan di lapangan. Untuk mengikuti pelatihan ini, peserta harus mampu menulis dan membaca. Idealnya jumlah peserta yang terlibat tidak lebih dari 20 orang. Tujuan dari pelatihan ini sendiri adalah : Meningkatkan pemahanan peserta terhadap konsep Pemberdayaan Masyarakat. Sedangkan Keluaran-keluaran yang diharapkan dari pelatihan ini meliputi:
  1. Peserta memahami arti, tujuan dan sasaran Pemberdayaan Masyarakat
  2. Peserta memahami peran fasilitator dalam Pemberdayaan Masyarakat
  3. Peserta tahu tahap-tahap dalam Pemberdayaan Masyarakat
  4. Peserta mampu men-sosialisasikan Pemberdayaan Masyarakat di wilayahnya
Yang ada dalam seluruh penjelasan tadi, tentu saja akan tinggal konsep semata kalau tanpa ada kemauan yang kuat dan kemampuan yang memadai dari para pengambil kebijakan yang ada. Ingat, bahwa tanpa ada kemauan untuk mencoba melakukan pemberdayaan, sampai kapanpun, kita tidak akan pernah punya pengalaman memberdayakan masyarakat. Sekali lagi, mari rapatkan shaf, susun barisan, memberdayakan masyarakat.


Kajian Partisipatif


Sekilas tentang Metode PRA dalam Pemberdayaan
Latar Belakang PRA
Ø Metode PRA (Participatory Rural Appraisal) atau disebut metode pengkajian pedesaan secara partisipatif adalah salah satu metode pemberdayaan masyarakat yang digunakan di Indonesia. Metode ini juga yang salah satunya digunakan oleh Konsorsium Pengembagan dataran Tinggi Nusa Tenggara (KPDTNT) sejak tahun 1993.
Apa itu PRA
Ø Jika istilah Participatory Rural Appraisal (PRA) diterjemahkan secara harfiah atau kata per kata maka artinya adalah“Penilaian/Pengkajian/Penelitian (Keadaan) Desa Secara Partisipatif”.
Ø PRA memang dimaksudkan untuk mengembangkan partisipasi masyarakat (diterjemahkan sebagi “keikutsertaan” masyarakat). Dalam hal ini kegiaatn pembangunan dimiliki sendiri oleh masyarakat dan yang ikut serta adalah “orang luar” yakni para petugas di lembaga-lembaga pembangunan masyarakat pada kegiatan masyarakat.
Mengapa PRA
Ø Alasan munculnya PRA1. Adanya kritik thd pendekatan pembangunan yang top down2. Munculnya pemikiran tentang pendekatan partisipatif3. PRA sebagai pendekatan alternatif
Prinsif-Prinsif PRA
Ø Dalam PRA ada 11 prinsif yang harus diingat :
  1. Prinsif mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan)
  2. Prinsif pemberdayaan (Penguatan) Masyarakat
  3. Prinsif masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator
  4. Prinsif saling belajar dan menghargai perbedaan
  5. Prinsif santai dan informal
  6. Prinsif triangulasi (keanekaragaman)
  7. Prinsif mengoptimalkan hasil
  8. Prinsif orientasi praktis
  9. Prinsif keberlanjutan dan selang waktu
  10. Prinsif belajar dari kesalahan
  11. Prinsif terbuka
Visi dan Tujuan PRA
Ø Visi : Perubahan sosial dan pemberdayaan (penguatan) masyarakat agar mampu mengurangi ketimpangan. Membantu mencapai kesejahteraan yang adil dan merata. Beberapa catatan dari visi tadi adalah :1. Pemberdayaan masyarakat sebagai perubahan perilaku serta pereubahan sosial, 2.Pendidikan masyarakat sebagai pendidikan orang dewasa
Ø Tujuan PRA
  1. Tujuan Praktis (tujuan jangka pendek)
Menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan praktis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sekaligus sebagai sarana proses belajar tersebut.
  1. Tujuan Strategis (Jangka panjang)
Mencapai pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial melalui pengembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran.


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More